10 Mitos Seputar Tumbuh Kembang Balita Yang Salah

Tumbuh berkembang tiap anak berbeda. Kemungkinan ada anak yang bisa lebih cepat dapat jalan, ada yang gampang dan ingin dikasih beragam macam makanan, sementara anak yang lain kemungkinan telat berbicara, mempunyai transisi tidur yang kurang lain-lain, dan baik.

Kemungkinan cukup banyak Mam yang berkecil hati jika anaknya alami ketertinggalan pada tumbuh kembangnya. Ditambahkan lagi ada dogma berkaitan tumbuh berkembang anak sebagai dasar perkembangan atau ketertinggalan perubahan anak sama sesuai umurnya. Saat sebelum Mam mempercayainya, seperti dikutip situs Childmags, Mam harus ketahui mitos-mitos berkaitan tumbuh berkembang balita berikut yang sebetulnya salah.

1. Harus bisa jalan di umur 12 bulan

Ini salah! Menurut Fisioterapis Neurologi Anak, Mary-Anne Xenitelis dari Melbourne's Paediatric Physiotherapy Centre, umur itu sebagai umur di mana anak semestinya dapat nikmati periode belajar merayap di lantai untuk tingkatkan kesetimbangan badannya dan kemampuan. Jika seorang anak tidak dapat jalan saat sebelum umurnya 18 bulan, karena itu sepantasnya Anda cemas.

2. Harus makan beragam tipe makanan tiap hari

Menurut pakar nutrisi, Deb Blakley dari Kids Dig Foo, sehari-harinya balita umumnya tidak makan semua tipe makanan yang kemungkinan Mam suguhkan untuknya. Jika ini hari Sang Kecil ingin makan brokoli atau apel, keesokannya kemungkinan dia akan menampiknya, dan ini sebagai hal normal. Walau demikian, teruslah pasarkan beragam tipe makanan sehari-harinya pada Sang Kecil ya, Moms.

3. Harus belajar toilet pelatihan di umur 18 bulan

Memang, cukup banyak anak yang telah belajar toilet pelatihan saat mereka berumur 15 bulan. Tetapi, berapa awal juga anak mengawalinya, hal itu tidak jamin keberhasilan toilet pelatihan yang sudah dilakukan, karena ada pula anak umur 18 bulan yang telah lancar toilet pelatihan tapi kembali mengompol saat berumur 3 tahun.

4. Belajar baca sejak awal kali supaya jadi anak brilian

Belajar baca semenjak umur dini tidak jamin Sang Kecil bakal menjadi anak brilian, Moms. Dibanding mengajari huruf dan angka dengan tehnik hafalan, Profesor Elaine Reese, psikiater di Kampus Otago, menjelaskan jika lebih bagus Sang Kecil belajar menggunakan bahasa dari hubungan yang kaya dan membahagiakan antara Anda berdua.

5. Anak balita tentu alami tantrum, apakah benar?

Tidak cuma saat balita, harus diingat, tantrum dapat ada saat anak berusaha untuk kuasai satu dirinya atau keadaan. Untuk menangani anak tantrum, Dr. Ruth Schmidt Neven, psikiater medis anak, merekomendasikan untuk membikin batas karena bisa menolong Sang Kecil merasakan aman dan disayangi, dan menangani emosinya sendiri. Misalkan saat Mam memilih untuk tidak membelikan Sang Kecil cemilan di supermarket, teruslah stabil lakukan hal itu. Tidak boleh lakukan hal berlainan pada hari lainnya.

6. Harus gunakan tirai surya setiap waktu

Walau cahaya ultra violet matahari memang dijumpai bisa mengakibatkan kanker, tapi cahaya itu sebagai sumber vitamin D yang bagus untuk Sang Kecil. Yakinkan Sang Kecil berjemur di cahaya matahari sepanjang beberapa saat sehari-harinya untuk penuhi konsumsi vitamin D untuk badan. Tidak perlu memakai tirai surya Mam, hanya sesaat, kok.

7. Harus telah pintar share sama orang disekelilingnya

Sebetulnya, kekuatan balita untuk share sama orang lain belum seutuhnya masak sampai dia berumur sekitaran 4 tahun. Menurut Profesor Jennifer McIntosh dari Centre for Social and Early Emotional Development di Deakin University, share mengikutsertakan seperangkatan ketrampilan yang kompleks.

Kemungkinan jika orangtua memperlihatkan sikap responsive, hangat, dan baik hati di tahun awal kehidupan Sang Kecil, karena itu makin besar juga peluang Anda menyaksikan Sang Kecil telah pintar share saat dia berumur 2 sampai 3 tahun. Dalam pada itu saat dia telah berumur empat tahun, Sang Kecil telah pahami mana mainannya dan mana mainan yang perlu dimainkan bersama.

8. Balita tidak dapat kerjakan tugas rumah tanggaKenyataannya, balita suka menolong tugas rumah tangga. Mam tentu sukai menyaksikan Sang Kecil dapat menempatkan baju kotor di keranjang cucian, menolong mengepak mainannya, menempatkan lap di atas meja, bawa piring plastik bahkan juga menyemprotkan taman. Segala hal itu membahagiakan untuknya dan tidak ada kelirunya kadang-kadang mengikutsertakan Sang Kecil dalam tugas rumah tangga.

9. Mengaplikasikan Three second rule

"Tidak apapun, Nak, belum 5 menit, kok" alias baru tiga detik. Saat makanannya jatuh dalam saat yang baru saja, Mam kemungkinan minta Sang Kecil untuk ambilnya kembali dan memperkenankan Sang Kecil konsumsi makanan yang sudah jatuh itu.

Tetapi sebetulnya, penting diingat tipe makanan yang dijatuhkan dan berapa bersih permukaan tempat makanan itu jatuh. Menurut Grace Smith, Manager Umum Institut Keamanan Pangan Australia, makin memiliki pori dan gampang mempernyerap satu makanan yang jatuh, karena itu makin beresiko (jika masih tetap dimakan) makanan itu.

10. Balita tentu tidur pulas semalaman

Sarah Ockwell-Smith, penulis The Gentle Sleep Book menjelaskan jika balita malah seringkali terjaga dibanding orang dewasa karena mereka mempunyai semakin banyak transisi tidur. Disamping itu, balita mempunyai lebih beberapa waktu untuk mimpi, tetapi seringkali mimpi buruk. Belum juga jika dia tidur terpisah sama orang tuanya yang peluang membuat Sang Kecil berasa resah saat tidur.

Tags: Kesehatan anak, Balita, Dogma Bayi dan Balita, Tumbuh berkembang anak, Parenting anak.