Imbas Kegemukan Dan Kurang Nutrisi Pada Balita

Memberi dan sediakan makanan yang bergizi imbang ialah hal harus untuk Ibu. Lewat makanan bergizi sang Kecil dapat berkembang dan tumbuh dengan maksimal. Tetapi, karena gaya hidup yang buruk, makanan yang bergizi sering terabaikan.

Misalkan, tiap pagi Ibu terburu-buru tiap pagi hari dan tidak sempat mempersiapkan makanan sehat untuk makan pagi sang Kecil. Atau faktor-faktor yang lain, yang pada akhirannya membuat sang Kecil jadi terlatih untuk konsumsi makanan yang itu melulu dan tidak memiliki kandungan macam gizi yang diperlukan sang Kecil.

Gaya hidup seperti ini menyebabkan bertambahnya angka nutrisi kurang dan kebalikannya, angka kegemukan pada anak. Data dari National Health and Nutrition Examination Survei (NHANES) tahun 2012 mengatakan jika di tahun ada kenaikan jumlah remaja dengan kegemukan sejumlah 18,4%. Angka peristiwa dari kegemukan juga dipastikan bertambah dengan cepat.

Perlu ibu kenali, jika 80% anak dengan kegemukan terus akan alami kegemukan di periode dewasa. Di lain sisi, angka balita dengan nutrisi kurang juga makin bertambah di Indonesia. Ke-2 tipe masalah nutrisi ini memberi imbas yang tidak dapat diacuhkan.

Imbas Negatif Kurang Nutrisi Untuk Tumbuh Kembang Sang Kecil

Konsumsi nutrisi jelek pada 1000 hari awal kehidupan, semenjak pembuahan dalam kandungan sampai Sang Kecil berumur dua tahun, bisa membuat Sang Kecil alami masalah kesehatan, bagus untuk periode waktu pendek atau panjang. Di Indonesia sendiri kasus nutrisi jelek terdaftar ada banyak terjadi. Data Penelitian Kesehatan Dasar Nasional 2013 memperlihatkan kebiasaan nutrisi jelek pada balita di Indonesia ialah sekitar 19.6 persen.

Tubuh kesehatan dunia, WHO, mereferensikan pemberian ASI eksklusif untuk Sang Kecil yang baru lahir sampai dia berumur 6 bulan. Menurut tulisan yang dipublikasi situs sah Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ASI bisa menahan kurang nutrisi karena memiliki kandungan beberapa zat nutrisi yang diperlukan Sang Kecil dengan tepat.

Di saat Sang Kecil berumur enam bulan, dia masih tetap dapat diberi ASI sampai umur dua tahun dengan diselipin Makanan Pengiring ASI (MPASI) yang diberi dengan jumlah dan struktur yang disamakan dengan umur dan kekuatan Sang Kecil. Di atas umur dua tahun, Sang Kecil harus tetap memperoleh konsumsi bergizi tinggi sampai dia tumbuh besar karena proses tumbuh berkembang akan jalan maksimal jika keperluan nutrisi dan stimulannya tercukupi dengan baik.

Apa yang hendak terjadi jika Sang Kecil tidak memperoleh konsumsi nutrisi yang dia perlukan? Sang Kecil akan beresiko alami kurang malnutrisi atau nutrisi. Tanda-tanda kurang nutrisi diantaranya berat dan tinggi tubuh tidak sesuai umur Sang Kecil dan menderita penyakit yang disebabkan karena defisiensi nutrisi tertentu.

Kenapa kurang nutrisi dapat terjadi? Pemicunya ada faktor-faktor diantaranya kemiskinan, politik, peralihan cuaca, penyakit, kebersihan air, sanitasi yang jelek dan lain-lain. Lalu, apa, sich, imbas jelek dari kurang nutrisi? Baca penuturannya berikut ini:

Kekuatan motorik alami ketertinggalan

Sang Kecil yang alami kurang nutrisi bermakna tidak memperoleh konsumsi makanan yang cukup untuk sumber energi. Ini maknanya dia beresiko alami ketertinggalan perubahan kekuatan motorik.

Ketahanan badan turun

Kurang nutrisi tentu saja berpengaruh pada berkurangnya ketahanan badan hingga Sang Kecil rawan terserang bermacam penyakit. Jika terjadi, tumbuh berkembang Sang Kecil dapat terhambat. Penyakit yang ada bila tidak selekasnya ditangani sampai habis dapat berpengaruh fatal.

Terhambatnya perkembangan fisik

Imbas langsung dari kurang nutrisi yang kelihatan terang ialah berat dan tinggi tubuh Sang Kecil tidak sesuai umurnya. Biasanya, ini disebabkan karena tidak terpenuhinya keperluan Sang Kecil atau peresapan mineral dan vitamin yang tidak sempurna.

Perkembangan otak terhalang

Untuk berkembang, otak memerlukan gizi-nutrisi penting seperti asam lemak Omega-3 dan Omega-6, yodium, zat besi. Jika Sang Kecil alami kurang nutrisi karena itu bermakna dia tidak memperoleh mineral yang diperlukannya itu. Ini akan mempengaruhi perubahan peranan otaknya.

Tentu saja keinginan Bunda, Sang Kecil berkembang dan tumbuh secara maksimal. Yakinkan Bunda memberinya konsumsi nutrisi yang dia perlukan yang terbagi dalam karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Tentukan makanan yang kaya zat nutrisi penting untuk tumbuh berkembang seperti kolin, DHA, probiotik dan prebiotik, kalsium dan vitamin D. Inovatif dalam memberi macam makanan bisa juga menambahkan selera makan Sang Kecil. Jika perlu, Bunda dapat membuat agenda makan yang dianjurkan untuk balita yakni 3x makan besar yang diselipin 2x sesion camilan.

Imbas Lain Kurang Nutrisi Pada Balita

Sang Kecil yang menanggung derita nutrisi kurang akan alami imbas kesehatan, diantaranya:

 

- Lama proses rekondisi dari penyakit. Kurang nutrisi atau nutrisi jelek ialah satu masalah multisistem yang menyebabkan kesetidakimbangan ketahanan tubuh dan kendala pengobatan cedera, hingga jadi memperburuk rekondisi dari satu penyakit dan menghalangi perkembangan sang Kecil.

- Masalah sikap. Di sekolah, anak yang kurang nutrisi umumnya kurang aktif, kurang eksploratif dan condong apatis pada lingkungannya. Masalah sikap ini bisa diperbarui dengan pemberian makan yang pas meskipun tidak disangkal, kurang nutrisi atau nutrisi jelek yang berkelanjutan bisa mengakibatkan kendala tetap dalam perubahan intelektual.

 LIHAT LENGKAP

Imbas Kegemukan Pada Anak

Anak kegemukan umumnya alami gangguan-gangguan berikut ini, diantaranya:

- Masalah intoleransi glukosa. Kegemukan secara jasmani mengakibatkan masalah intoleransi glukosa yang bisa berbuntut pada penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi, tingginya kandungan lemak pada darah, Obstructive Sleep Apneu (OSA), Polycistic Ovary Disorder, perlemakan hati dan batu empedu, pemercepatan maturasi (bisa lebih cepat tinggi, kenaikan lemak, pemercepatan umur tulang), pseudotumor cerebri dan kompleksitas ortopedi (pelengkungan tulang kaki, dislokasi tulang).

- Bertambahnya resiko penyakit jantung koroner, karena beberapa peralihan secara jasmani yang disebut satu kelompok tanda-tanda dari sindrom kekebalan insulin.

Baca juga: 10 Mitos Seputar Tumbuh Kembang Balita Yang Salah

- Masalah secara psikososial seperti kekhawatiran, keadaan emosi dan masalah di sekolah. Anak dengan kegemukan condong memperoleh diskriminasi oleh rekan sepantarannya karena mereka terlihat bisa lebih cepat dewasa secara jasmani, bahkan juga satu riset mengatakan anak dengan kegemukan semakin banyak tidak masuk sekolah dan mempunyai kualitas hidup yang tambah jelek dibanding dengan anak yang tidak alami obesitas.

- Kegemukan sebagai factor resiko awalnya dari kenaikan angka kematian dan kesakitan di periode dewasa. Untungnya dengan modifikasi pola hidup (walau susah), seperti pengurangan berat tubuh dan konsumsi lemak akan membenahi factor resiko kardiovaskular dan menahan berlangsungnya kekebalan insulin.

Untuk menahan berlangsungnya ke-2 permasalahan nutrisi itu terjadi, Ibu seharusnya mulai mengaplikasikan gaya hidup sehat sejak awal kali pada sang Kecil. Diawali dari melatih dan memberikan contoh makan yang bagus dan sehat, mengajari sang Kecil untuk disiplin makan dan ajak sang Kecil melakukan aktivitas di luar rumah dan batasi jam melihat tv.